
Judul: Laskar Hizib
Penulis: Mahbub Djamaluddin
Ukuran buku: 11 x 17 cm
Jumlah Isi: x + 220 halaman
(sorry, covernya sebenarnya warna, tapi adanya file yang hitam putih)
Gus Kapsul adalah gus mbeling yang susah diatur, membuat kakek dan ibunya tak habis pikir harus dengan cara bagaimana untuk membuatnya mengerti akan tanggung jawabnya sebagai cucu kiai. Ia memang tidak ganteng apalagi menarik. Inilah yang membuatnya lebih suka bergelut mendekati cewek-cewek, siapa pun itu, di dekatinya. Satu perilaku yang cukup mencoreng nama baik pesantren. Sampai kemudian diputuskan, Gus Kapsul harus dipondokkan. Di pondok barunya itu, Gus Kapsul bergabung dengan kelompok sepak bola api, meskipun ia sama sekali tak punya keahlian di bidang itu. Di sinilah perjalanan 'spiritual' Gus Kapsul dimulai. Gus Kapsul mulai belajar tentang hidup; tentang ego; tanggungjawab; semangat; dan juga cinta.
Novel ini kutulis saat aku sedang fly. Aku sendiri nggak tahu apakah novel ini 'enak' nggak. Karena ada semacam gaya yang melenceng dari novel pop pada umumnya. Gayanya melompat-lompat seperti film; tapi tetap ada keterkaitan antara lompatan yang satu dengan yang lain. Beberapa karakter juga muncul dengan 'aneh' dan 'hidup' dengan sendirinya. Gus Kapsul yang ngeyel dan egois. Kang Aku yang jadzab dan bermain dengan imaji-nya sendiri. Mbah Mushonnef yang terobsesi dengan menulis segala tetek-bengek kehidupan. Jamil yang mencinta. Farida yang lincah. dll.
Tapi begitulah. Jadi. Dan aku seperti tercengang ketika membacanya kembali: koq jadinya seperti ini?
No comments:
Post a Comment