Tadi malam aku baca buku, tentang sekilas riwayat hidup beberapa kiai dan sepak terjangnya. Aku baca Ahmad Khatib Sambas, Bagus Burham, dan Ahmad Khatib al-Minangkabawi.
Eh, ternyata ada dua Ahmad Khatib di indonesia, yang sama-sama memiliki nama besar di jagat kepesantrenan. Ahmad Khatib Sambas, adalah kiai yang dikenal sebagai pembawa tarekat dan menyebarkannya ke pelosok-pelosok nusantara—tentu saja, lewat murid-muridnya. Ia juga dikenal sebagai kiai yang mampu menggabungkan dua buah tarekat menjadi satu; yakni, tarekat Qadiriyah dan Naqsyabandiyah. Jadinya, di jawa seakrang tersebar tarekat Qadiriyah-Naqsyabandiyah.
Akan tetapi, telusur punya telusur, kenyataan ini masih patut untuk diragukan. Ahmad Khatib Sambas memang pernah berguru pada Syams al-Din, seorang mursyid Qadiriyah di tanah Makkah. Namun, darimana ia mendapatkan ‘wangsit’ atau jalur silsilah tarekat Naqsabandiyah? Meski demikian, toh buku karangannya yang berjudul—apa ya? Aku lupa. Tapi kayaknya—Miftahul Árifin, merupakan satu-satunya kitab yang menjelaskan secara detail ritual-ritual tertentu dalam tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah.
Sementara itu, ada pula Ahmad Khatib al-Minangkabawi. Ini ulama besar, Bung! Ia termasuk salah satu ulama Indonesia yang berhasil menjadi ‘guru’ dan imam di masjidil-haram, dan diberi gelar Imamul-Haramain.
Tentang Bagus Burham, ia adalah seorang pujangga jawa yang berjiwa kompleks. Ia pernah mondok di pesantren Tegalsari Ponorogo—konon pesantren pertama di Indonesia—untuk “ngaji” kepada Kiai Hasan Besari di satu sisi, di sisi lain ia juga mendapat pengajaran etika jawa yang ketat dari ayah dan moyangnya. Di sisi ketiga, ia juga bergaul intens dengan para insinyur dan sarjana barat (Belanda). Uniknya, Bagus Burham berhasil menggabungkan ketiganya—dan terutama sinkretisme antara nilai-nilai jawa dengan nilai-nilai pesantren. Siapakah Bagus Burham ini?
Dialah, seorang sastrawan yang digelari sebagai ‘pujangga pamungkas’; penutup para pujangga Jawa. Dialah, yang pada kemudian hari dikenal sebagai Ronggowarsito. Seorang tokoh sejarah yang kemudian lebih banyak dikultuskan oleh orang-orang jawa sedemikian hingga seolah-olah hanya menjadi tokoh legenda yang tidak nyata.
Sebuah sajak yang sangat terkenal adalah konsepsi Ronggowarsito tentang jaman edan. Selain itu, konsep ratu adil, juga dicetuskan dalam karya-karyanya, khususnya dalam Serat…. (aku lupa namanya). Yakni, dengan menjanjikan akan munculnya kalasuba (jaman keemasan) sesudah runtuhnya kalabendu (jaman kemurkaan tuhan)….
javascript:void(0)
Masih banyak lagi yang perlu kupelajari tentang tokoh-tokoh ini, kawan. Itu saja sekilas review bacaanku semalam. Sampai jumpa.
No comments:
Post a Comment