Jangkrik hanya berdiri. Tubuhnya mendekik. Matanya mendelik. Giginya begidig. Ditatapnya perempuan di depannya dengan jalang. Getar-getar hebat menggeletar. menghancur bisukan seluruh jantung. Ingin sekali ia mlalap. Ingin sekali ia menghujat. Tapi ia juga merasa nikmat. Jangkrik terapung-apung di gelombang pasang tsunami 4,5 skala richter! Jangkrik tergoyang-goyang gempa tektonik 10 skala keminter. Jangkrik mengasu-asukan dirinya sendiri; menjangkrik-jangkrikkan semua makhluk tuhan di muka bumi.
Ketika kemudian perempuan itu mengenakan kerudungnya, jangkrik beringsut. "Aku tahu, aku tahu! Jaman semakin edan!"
ditinjukannya kepalan tangan ke aspal. Kepala ke pagar. Diculeknya mata dengan jemari. Ditutupnya telinga dengan kuali. Disunatnya hidung dengan welad bambu tali.
Jangkrik, kejang-kejang. sekian detik. lalu mati. tenggelam. dalam damai. mati memang damaikah? tak sehidup ini?
jangkrik-hu a'lam
No comments:
Post a Comment