sebongkah otak yang meledak

pagi yang mengusung dingin tibatiba terhentak ketika dapur Sarmini mengepul. Bagaimana tidak? sudah seminggu ini pasangan Sarmini dan Dullah Plenthung yang beranak pinak sebanyak 7 bersaudara (2 anak usia smp,2 sd, dan yang tiga masih balita) tidak makan kecuali sedikit. Selama seminggu ini, Sarmini memang ogah masak. Kalao pagi, ia pergi ke pasar, beli jajanan pasar seribu rupiah untuk makan siang. kalo sore, giliran Dullah Plenthung yang pergi ke angkringan, membeli tiga nasi kucing untuk sepuluh perut yang kelaparan. Praktis, dapur mereka tidak pernah mengepul.

Kaji Bakir yang ke mana-mana naik vespa tahun 81 itu juga menyaksikan itu semua. Ia sudah berniat hendak bersedekah. Tapi tidak jadi ketika ia tahu bahwa Dullah Plenthung ternyata nganggur. Ia pikir, keluarga Sarmini dan Dullah Plenthung bisa kere karena mereka memang sengaja kere. "Tubuh mereka masih sehat. Tapi nggak mau kerja. Ya rasakan saja!"
Dan di kepala Kaji Bakir muncul bayangan bensin dan minyak tanah yang semakin langka. "Sedekah yang pertama adalah untuk anak istri dan keluarga... Jika bensin makin mahal, bisa koit aku." dan uangnya dimasukkannya lagi ke selipan peci.

Sarmini yang mengintip di balik pintu sempat meneguk liurnya. Entah. Sudah lama ia nggak pegang uang, dan sekarang, ia selalu ngiler jika memandang lembaran-lembaran hijau itu...

Kembali ke dapur Sarmini, saat aku mengintip, kulihat anak-anaknya yang bayi-bayi itu sedang mangap-mangap. Sedang apa mereka? Ohk, mungkinkah mereka menangis? mungkinkah mereka... ya, lihatlah di pucuk mata mereka, ada seleler air yang menyedihkan. Mereka menangis? tapi mana suaranya?
"Cup-cup. bentar lagi mateng..." Sarmini seperti mengutuk dirinya sendiri ketika merengkuh bayinya itu. Dikudak-kudaknya seluruh kuali. Matanya merem karena kayu bakar itu mengukuskan asap yang menggebul...

Dullah Plenthung keluar dari kamar. Ucak-ucak sebentar. Melihat kuali. lalu memaki.
"Njangkrik! Asu buntung! Masak opo, kowe! Watu?! Ndasmu kopet!"
"Sst! diam, Dul! Anakmu aja nggak ngomel kamu malah ndremimil!"
"Masak ya masak, tapi jangan batu! Asu!" []

No comments: