SALSABILA!

novel pencarian hakekat

Bagian Pertama:
TAREKAT KOPI MUNYENG (2)

Rabu, 30 Juli 2008
4:50:46
Waktu itu dia mengenakan celana abu-abu, persis seragam anak sma. Kepalanya botak. Matanya masuk ke dalam kepala, tepat di tengah cekungan tengkoraknya. Meski demikian, tampak bersinar-sinar. Ia mengenakan kacamata bulat yang tampaknya sekadar asesoris saja. Bibirnya kering, dan wajahnya yang tirus menonjolkan tulang-tulang yang runcing. Menurut guruku di SMP dulu, orang yang berciri fisik seperti Sugi adalah orang yang cerdas, namun penakut. Aku tahu itu. Dan itu semua terbukti ketika seorang pengamen menodongkan belati kepadanya. Ya, aku katakan pengamen, memang demikian adanya. Di kota ini, pengamen kadang harus mengeluarkan belati demi meminta lima ratus atau seribu perak.

Ketika keringatnya mulai membasahi dahinya, dan si pengamen semakin nekat menodongkan belati kecilnya itu, sementara Sugi tampaknya tidak hendak memberikan uangnya, aku berdehem. Si pengamen melirik ke arahku. Aku tersenyum, lalu kuberikan selembar sepuluh ribu. Si pengamen agak marah pula dicampuri urusannya.

“Ayo terima.”

Bukannya menerima, dia malah mendelik.

“Jangan sok ganteng. Apa sampeyan orang baru di sini, hah? Kenal Cak Dikin wetan terminal, gak?” kataku ikut mendelik pula.