Selamat Datang di Daarul Bala, Nak!



Monday, July 07, 2008

Senin, tanggal 07 bulan 07 2008, tepatnya pukul 08.11, engkau lahir ke muka bumi, nak. Di rumah bu bidan istiqomah, magelang. Sejak sabtu, abah udah pulang. Tapi minggu sore abah berangkat; ada rapat kemah sastra besok, dan abah harus menyiapkannya. Maklum, abah seksi acara. Tapi malam harinya, pukul 01.30, ibumu memanggil lewat telepon. Katanya sudah mulai terasa. Kemudian kembali telepon: udah buka lima. Waduh. Dingin sekali. Mao pulang aras-arasan juga….
Ibumu miscall lagi. Wah, dingin gini. Mana malam sepi lagi. Takut ada apa-apa di jalan; apalagi sekarang musim apa-apa mahal, segala kejahatan menjadi hal yang wajar…

Tapi tekadku kemudian membulat. Abah segera siap-siap. Motor kuambil kontak. Tas di punggung kucengklak. Lalu, pintu kontrakan tak lupa kukunci rapat…
Lagi, dan lagi, ada saja halahangan. Ternyata, bensin dah hampir habis. Duuuh! Dimana ada bakul bensin jam 03.00 begini? Pom bensin 24 jam. Pasti ada.
Maka dengan penuh perjudian, abah menstater motor. Moga-moga bensin yang ada mampu mengantarkan abah ke pom bensin yang masih buka….
Alhamdulillah, dua kilo arah selatan kontrakan, ada pom bensin yang masih buka. Meski sepi, tapi kemudian seorang petugas yang berkerukup sarung muncul dengan wajah murung. Tentu wajah itu masih menyimpan kantuk yang tak berujung.

Aku nggak tahu, berapa kilometer per jam kecepatan grand 97 yang kutumpangi kugeber. Pokoknya kuhabiskan seluruh gas. Dingin, nruthuk, menggigil. Kuterjang kabut. Kuterjang angin yang menusuk. Ah, lama sekali rasanya perjalanan itu. Apalagi jalanan sepi, seakan aku menatap jalan yang panjang tak henti-henti. Dan lama. Lama tak sampai-sampai ke tujuan…

03.30, barulah sampai. Ada Sari. Kudengar suara ummi memanggil. Kutanya, dia jawab “belum.” Aku masuk. Ada mbak Ratna—seorang perempuan muda yang masih cantik—pertama kulihat, kukira dia bidannya.

Tidak tidur semalam, abah Mensupport ummi mengejan. Berjuag mengeluarkanmu dari dalam rahimnya. Baru pukul 08.11, engkau keluar. Setelah melewati perjuangan panjang… ummi, sempat ndredek. Kecapekan. Tubuhnya bergetar hebat …. Abah sampe takut …
Untunglah, alhamdulillah, Ummi sehat juga kemudian. ia hanya kelelahan, Nak...

Ah, selamat datang, nak. selamat berjuang!

No comments: