ROKOK BIKIN SEHAT?

Aku nggak tahu, apakah artikel di bawah ini dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya. Tapi, kok sangat logis ya? berikut cuplikannya:

Mari Kita Merokok,karena Itu Sehat
Bukan propaganda atau pun bermaksud menyesatkan maupun menentang peringatan pemerintah.


Setiap tahun beribu-ribu dokter medis dan anggota ‘Gerakan Anti-Merokok' mengeluarkan milyaran dolar untuk mengabadikan apa yang tak bisa disangkal lagi, sudah menjadi program rekayasa sosial yang walaupun berhasil, tapi paling menyesatkan dalam sejarah. Dengan dorongan dari beberapa pemerintahan Barat, para pelobi Orwellian ini memburu perokok dengan suatu semangat fanatik yang sepenuhuya mengalihkan kegiatan pelarangan alcohol Amerika, yang berawal tahun 1919 dan berlangsung hingga 1933.

Dewasa ini kita melihat ke belakang tentang pelarangan alcohol oleh Amerika dengan rasa keheranan yang dibenarkan. Benar adanya bahwa suatu bangsa secara kesluruhan membiarkan dirinya sendiri untuk tidak boleh minum segelas bir atau scotch oleh sekelompok kecil orang fanatik penabuh genderang? Memang meyedihkan, hal itu benar, meskipun kurangnya bukti bahwa alkohol itu membahayakan manusia jika tidak dikonsumsi terlalu banyak.

Sayang, keselamatan alkohol tidak menarik perhatian para penabuh genderang. Kendali terhadap orang lain merupakan satu-satunya tujuan yang benar bagi mereka. Orang-orang Amerika terlihat ‘berdosa' gara-gara menikmati beberapa jenis minuman alkohol, dan para militant mengetengahinya dengan nama Tuhan untuk membuat mereka semua merasa tidak senang lagi.

Walaupun tidak ada hubungan langsung antara alkohol dan tembakau, sejarah pelarangan Amerika menjadi penting, sebab sejarah itu membantu kita memahami bagaimana sejumlah kecil pengikut fanatik bisa berhasil mengendalikan perilaku dan kehidupan ribuan juta orang. Dewasa ini hal yang persis sama terjadi terhadap perokok, meskipun saat ini masalahnya lebih berada di tangan para pengikut fanatik pemerintah dan praktisi medis yang acuh ketimbang pengikut fanatik agama yang bertindak sebagai penabuh genderang.

Beberapa pemerintahan tertentu tahu bahwa tindakan-tindakan mereka di masa lalu bertanggungjawab langsung atas penyebab kebanyakan kanker paru-paru dan kulit di dunia sekarang ini. Jadi, mereka bertindak terlalu jauh dalam upayanya membelokkan tanggungjawab dan juga utang finansial mereka, dan sebagai gantinya, mereka menimpakannya terhadap tembakau hidup yang tak berbahaya itu. Sebagaimana akan kita lihat kemudian dalam laporan, tembakau hidup yang sederhana itu belum pernah membahayakan siapapun, dan dalam hal-hal tertentu dapat dibenarkan bahwa tembakau itu dapat memberikan proteksi awal bagi kesehatan.

Tidak semua pemerintah di dunia ini menghadapi masalah yang sama. Jepang dan Yunani mempunyai jumlah perokok dewasa terbanyak di dunia, tetapi mempunyai jumlah terkecil penderita kanker paru-paru. Sebaliknya, Amerika , Australia, Rusia, dan beberapa kepulauan Pasifik Selatan memiliki jumlah terkecil perokok dewasa di dunia, tetapi memiliki jumlah tertinggi penderita kanker paru-paru. Ini adalah petunjuk utama dalam membongkar kebohongan kedokteran barat yang mustahil tapi sudah berakar, bahwa ‘merokok menyebabkan kanker paru-paru.'

Kontak pertama orang Eropa dengan tembakau terjadi tahun 1492 ketika Columbus dan rekan petualangnya, Rodriguo de Jerez, melihat penduduk asli merokok di Kuba. Pada hari itu juga de Jerez pertama kalinya mengisap rokok dan dia sangat merasa relaks, sebagaimana penduduk setempat meyakinkannya. Peristiwa ini menjadi penting, sebab de Rodriguo de Jerez menemukan apa yang yang sudah dikenal orang Kuba dan Amerika selama berabad-abad bahwa merokok cerutu dan sigaret tidak hanya membuat relaks, tapi juga menyembuhkan batuk-batuk dan penyakit-penyakit ringan lainnya. Ketika dia pulang ke negerinya, dengan bangganya de Jerez merokok cerutunya di jalan, dan akibatnya diapun segera ditangkap dan dipenjarakan selama tiga tahun oleh Pengadilan Spanyol yang mengerikan itu. Jadi, de Jerez adalah korban pertama lobi anti-merokok.

Dalam kurun waktu kurang dari setengah abad, merokok menjadi kebiasan yang amat disenangi dan diterima oleh masyarakat di seluruh Eropa. Ribuan ton tembakau diimpor dari berbgai koloni buat memenuhi kebutuhan yang jumlahnya meningkat. Sejumlah penulis memuji tembakau sebagai obat universal untuk penyakit-penyakit manusia. Pada awal abad 20 hampir setiap satu dari dua orang adalah perokok, tetapi jumlah penderita kanker pariu-paru tetap rendah, sehingga hampir dapat diabaikan. Kemudian terjadi sesuatu yang luar biasa pada 16 Juli 1945, sebuah peristiwa perubahan besar yang ahirnya akan menyebabkan banyak pemerintahan Barat untuk mengubah persepsi tentang merokok selamanya, sebagaimana dikemukakan oleh K. Greisen: “Ketika intensitas sinar itu berkurang, saya simpan gelas minum dan langsung melihat ke menara. Saat-saat itulah saya melihat warna biru mengelilingi awan asap. Kemudian, seseorang berteriak agar kami sebaiknya memperhatikan gelombang kejut yang bergerak di atas tanah. Kemunculannya berupa area melingkar yang bersinar terang dekat dengan tanah, yang pelan-pelan menyebar ke arah kami. Warnanya kuning. Permanennya awan asap itu adalah satu hal yang mengejutkan saya. Sesudah ledakan pertama yang cepat itu, bagian bawah awan tersebut terlihat membuat sebuah bentuk yang tetap dan terus tergantung di udara tanpa bergerak. Sementara itu, bagian atasnya terus naik, sehingga sesudah beberapa menit, bagian ini mencapai ketingian lima mil. Lama-lama, bagian atas ini bentuknya berkelok-elok yang disebabkan oleh velositas angin yang berubah-ubah pada ketinggian yang berbeda. Asap itu sudah menembus awan pada saat awal naiknya asap, dan terlihat tidak terpengaruh sama sekali oleh awan itu.”

Peristiwa jelek ini dikenal dengan ‘Trinity Test' (Tes Trinitas), senjaja nuklir pertama yang kotor ini yang diledakkan di atmosfir. Dengan enam kilogram plutonium yang dipadatkan luar biasa oleh lensa-lensa peledak, Trinitas meledak di atas New Mexico dengan kekuatan mendekati 20.000 ton TNT. Dalam hitungan detik saja, milyaran partikel radio aktif yang mematikan itu tersebar di atmosfir sampai ketinggian enam mil, yang dapat disebarkan pesawat-pesawat jet berkecepatan tingi ke mana-mana.

Pemerintah Amerika sudah tahu tentang radiasi ini terlebih dahulu dan sadar betul akn pengaruh lethal terhadap manusia, tetapi dengan naifnya memerintahkan uji coba itu tanpa memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan sama sekali. Di mata hukum, tindakan ini adalah pelanggaran besar yang jelas salah, namun Pemerintah AS tidak peduli. Cepat atau lambat, mereka akan menemukan seorang penjahat lainnya untuk dampak jangka panjang yang akan diderita oleh rakyat Amerika sendiri dan warga negara lainnya di darerah-daerah setempat dan terpencil.

Jika sebutir partikel radio aktif mikroskopis mengenai kulit Anda di pantai, maka Anda akan terkena kanker kulit. Coba saja hisap sebutir partikel kotoran yang sama dengan lethal, maka kematian akibat kanker paru-paru tidak dapat dihindari, jika Anda bukan seorang perokok sigaret yang luar biasa beruntung. Partikel radio aktif mikroskopis padat mengubur dirinya sendiri jauh di dalam jaringan paru-paru, membanjiri persediaan vitamin B 17 yang terbatas dalam tubuh, dan menyebabkan pertambahan sel yang menjadi-jadi serta tidak dapat dikendalikan.

Bagaimana kita bisa sepenuhnya yakin bahwa partikel radio aktif yang turun ke tanah itu benar-benar menyebabkan kanker paru-paru setiap saat seorang subjek secara internal terkontaminasi? Bagi para ilmuan, yang sebaliknya dengan dukun-dukun medis dan para propagandis pemerintah, hal ini bukanlah masalah. Bagi teori apapun yang dapat diterima secara ilmiah, teori itu harus dibuktikan sesuai dengan kaidah-kaidah yang tepat yang secara universal disepakati para ilmuwan. Pertama, subjek tersangka radio aktif harus diisolasikan, kemudian digunakan dalam eksperimen-eksperimen lab yang dikedalikan dengan tepat untuk akhirnya mencapai hasil yang dikalaim, misalnya kanker paru-paru pada mamalia.

Melalui prosedur ini, para ilmuwan sudah mengorbankan puluhan ribu tikus dan wirog selama bertahun-tahun, yang dengan sengaja mendedikasikan paru-paru mereka kepada partikel radio aktif. Hasil-hasil penelitian ilmiah dari berbagai jenis eksperimen yang didokumentasikan ternyata persis sama. Setiap tikus atau wirog dengan setia menderita kanker paru-paru, dan kemudian setiap tikus atau wirog mati. Jadi, teori sudah disesuaikan dengan fakta ilmiah yang kuat dibawah kaidah-kaidah lab yang dikendalikan secara ketat. Subjek tersangka (materi radio aktif) menyebabkan hasil yang diklaim (kangker paru-paru) ketika dihisap oleh mamalia.

Besaran keseluruhan risiko kanker paru-paru terhadap manusia dari sebaran radio aktif di atmosfir tidak dapat terlalu dilebih-lebihkan. Sebelum Rusia, Inggris, dan Amerika mengundangkan uji coba nuklir di atmosfir pada 5 Agustus 1963, lebih dari 4.200 kilogram plutonium sudah disebar ke dalam atmosfir. Karena kita tahu bahwa kurang dari satu microgram (1/1.000.000 gram) plutonium yang terhisap menyebabkan kanker paru-paru pada seorang manusia, maka kita tahu bahwa pemerintah Anda yang baik itu sudah menyebarluaskan 4.200.000.000 (4,2 milyar) dosis lethal ke dalam atmosfir, dengan paruh hidupnya bertahan selama minimal 50.000 tahun. Menakutkan, bukan? Sayang sekali, keadaannya malah memburuk. Plutonium yang disebutkan di atas berada di dalam senjata nuklir sebelum peledakan, tetapi kandungan paling besar partikel rdio aktif berasal dari kotoran atau pasir biasa yang terhisap dari tanah, dan teradiasi saat partikel-partikel itu naik ke atas lewat bola api senjata itu. Partikel-partikel ini membentuk bagian ‘asap' terbanyak yang terlihat pada foto peledakan nuklir manapun. Dalam sebagian besar kasus, beberapa ton materi terhisap dan secara permanen terradiasi dalam persimgahan. Namun demikian, mari kita bersikap konservatif dan mengklaim bahwa hanya 1000 kilogram materi permukaan yang terhisap oleh masing-masing uji coba nuklir.
________________________________________
Sebelum dilarang oleh Rusia, Inggris, dan Amerika, ternyata sudah dilakukan 711 uji coba nuklir di atmosfir yang membentuk 712.000 kilogram partikel raio aktif mikroskopis yang masih harus ditambahkan lagi 4.200 kilogram yang berasal dari senjat-senjata mereka sendiri, maka berat kotornya sekalipun masih pakai perhitungan konservatif mencpai 715.200 kilogram. Tiap kilogram mengandung lebih dari satu juta dosis lethal . Ini berarti bahwa pemerintah Anda telah mengkontaminasikan atmosfir Anda dengan lebih dari 715.000.000.000(715 milyar) dosis, sehingga cukup sebagai penyebab kanker paru-paru dan kulit 117 kali pada setiap laki-laki, perempuan, dan anak di muka bumi ini.

Sebelum Anda bertanya, jawabannya ‘Tidak'. Partikel-partikel radio aktif itu tidak akan ‘menghilang' paling tidak selama hidup Anda atau anak dan cucu Anda. Dengan paruh hidup 50.000 tahun atau lebih, trliliunan partikel radio aktif buatan pemerintah yang mematikan ini berada di sekitar Anda selamanya. Dengan disebarluaskan ke seluruh dunia oleh pesawat- pesawat jet yang berkecepatan hebat itu, partikel-partikel tersimpan secara acak meski dalam konsentrasi-konsentrasi yang lebih tinggi dalam jarak beberapa ribu mil dari lokasi uji coba. Ganguan angin atau gangguan permukaan udara lainnya, semua dibutuhkan buat mengaduknya lagi dan menjadikan bahaya yang lebih besar bagi orng-orang di daerah sekitar mereka.

Aktivitas main tendang pasir di sekitar pantai pada musim panas sekarang ini dapat berarti bunuh diri jika Anda mengaduk-aduk partikel-partikel radio aktif yang dapat menempel pada kulit Anda atau terhisap masuk ke dalam paru-paru Anda. Oleh sebab itu, jangan lagi mengolok-olok Michael Jackson waktu dia muncul di bandara udara dengan memakai masker pada hidung dan mulutnya. Mungkin dia tampak eksentrik, tetapi Michael hampir pasti menyelamtkan hidup kita.

Dua belas tahun sesudah Tes Trinitas yang membawa bencana ini, menjadi jelas bagi dunia Barat bahwa banyak hal semakin tidak terkontrol. Laporan Badan Penelitian Kedokteran Inggris menyatakan bahwa angka kematian global akibat kanker paru-paru sudah lebih dari dua kali lipat dalam kurun waktu 1945 sampai 1955, meskipun tidak ada penjelasan yang diberikan. Dalam periode 10 tahun berikutnya, angka kematian akibat kanker paru-paru di lingkungan sekitar Hiroshima dan Nagasaki meningkat tiga kali lipat. Setelah sepenuhnya merusak lingkungan untuk jangka waktu 50.000 tahun ke depan, sudah saatnya bagi ‘negara-negara kuat' untuk mulai mengambil tindakan tegas guna menanggulangi masalah ini.

Bagimana rakyat dapat dibuktikan bersalah karena membuat diri mereka sendiri terkena kanker paru-paru, yakni dikatakan bersalah karena sakit yang ditimbulkannya sendiri, sementara pemerintah tidak bisa dipersalahkan atau digugat? Selain air, satu-satunya zat yang jelas terhisap orang ke dalam paru-paru adalah asap tembakau, jadi pemerintah itulah yang salah. Para ‘peneliti' kedokteran yang malang itu tiba-tiba kebanjiran dana besar serta gratis dari pemerintah yang semua itu ditujukan untuk mencapai hasil ahir yang sama yaitu ‘Membuktikan bahwa merokok menyebabkan kangker paru-paru.' Di pihak lain, para ilmuwan sejati (terutama beberapa ahli fisika nuklir terkemuka) tersenyum geram terhadap upaya-upaya lobi anti-merokok yang menyebalkan itu dan yang membujuk-rayu mereka hingga masuk perangkap yang mematikan itu. Para peneliti kedokteran gadungan itu diundang untuk membuktikan klaim mereka yang salah itu dibawah kaidah-kaidah ilmiah yang sama persis tegasnya dengan yang digunakan ketika membuktikan bahwa partikel-partikel radio aktif menyebabkan kangker paru-paru.

Ingat bahwa teori apapun yang dapat diterima secara ilmiah harus dibuktikan sesuai dengan kaidah-kaidah yang tepat yang secara universal disepakati para ilmuwan. Pertama, agen tersangka (asap tembakau) harus diisolasikan , lalu digunakan dalam kaidah-kaidah laboratorium yang dikendalikn dengan tepat untuk membuktikan hasil yang diklaim, yaitu kanker pada mamalia.

Meskipun sudah memasukkan puluhan ribu tukus dan wirog yang mudah terkontaminasi ke dalam asap tembakau yang ekuivalen dengan 20 batang rokok per hari selama beberapa tahun, ‘ilmu kedokteran' belum pernah berhasil membuktikan adanya kanker paru-paru pada tikus atau wirog manapun. Yah, bacalah benr-benar kalimat itu. Selama lebih dari 40 tahun, ratusan ribu dokter medis telah dengan sengaja membohongi Anda.

Para ilmuwan sejati sudah berhasil memegang kerongkongan para peneliti gadungan itu, sebab dengan ‘membandingkan' antara eksperimen partikel radio aktif yang mematikan dan eksperimen terhadap asap rokok yang ramah dan tidak berbahaya itu, membuktikan dan menyimpulkan selamanya bahwa dalam kondisi apapun merokok tidak dapat menyebabkan kanker paru-paru. Lebih jauh lagi, dalam sebuah eksperimen besar yang ‘kebetulan'itu, mereka tidak pernah diperbolehkan mempublikasikan para ilmuwan sejati membuktikan dengan penjelasan yang mentakjubkan bahwa merokok sebenarnya membantu melindungi terhadap kanker paru-paru .

Semua tikus dan wirog digunakan hanya satu kali dalam sebuah eksperimen tertentu, lalu dihancurkan. Dengan cara ini, para peneliti yakin bahwa hail-hasil dari zat apapun yang sedang mereka uji cobakan tidak dapat secara kebetulan ‘terkontaminasi' oleh pengaruh-pengaruh nyata atau khayalan dari suatu zat lain.

Kemudian suatu hari soeolah-olah magic, beberapa ribu tikus dari eksperimen terhadap merokok'secra kebetulan' menemukan jalan masuk ke dalam eksperimen terhadap partikel radio aktif yang sebelumnya sudah membunuh setiap tikus dan wirog malang yang diuji-cobakan itu. Tetapi saat ini, secara mutlak bukan hal-hal ajaib, 60 % dari tikus dan wirog yang sudah terkena asap tembakau ternyata bertahan hidup dalam kontaminasi partikel-partikel radio aktif itu. Satu-satunya variable adalah penyimpanan mereka terrlebih dahulu dalam ruang dengan kuantitas asap tembakau yang banyak sekali.
________________________________________
Tekanan pemerintah segera dilakukan dan fakta-fakta itupnn disembunyikan, tetapi hal ini tidak sepenuhnya dapat membungkam para ilmuwan sejati. Barangkali lidah di dagu, Profesor Schrauzer, Ketua Asosiasi Ahli Kimia Bio-inorganik Internasional, menyatakan di depan sebuah Komisi Kongres Amerika Serikat tahun 1982 bahwa sudah lama diketahui para ilmuwan bahwa zat-zat tertentu dalam asap tembakau berfungsi sebagai anti-carcinogens (zat anti-kanker) dalam binatang-bimatang percobaan. Dia melanjutkan bahwa ketika carcinogens yang sudah dikenal (zat-zat penyebab kanker) diterapkan terhadap binatang-binatang itu, maka aplikasi zat-zat asap rokok itu ternyat melawan mereka.

Profesor Schrauzer tidak berhenti sampai di sini . Dia lebih jauh menyatakan di atas sumpah di depan Komisi Kongres bahwa ‘tidak ada unsur asap rokok yang terbukti sebagai penyebab kanker paru-paru dalam tubuh hewan-hewan parcobaan di laboratorium akibat dari asap rokok.' Penyataan ini merupakan sebuah jawaban terhadap masalah yang agak membingungkan itu. Jika pemerintah memblokir publikasi makalah ilmiah Anda, ambllah jalan lain dan masukanlah fakta-fakta penting itu ke dalam catatan tertulis Kongres!

Dapat diprediksikan bahwa kebenaran nyata ini mengundang kemarahan pemerintah dan para ‘peneliti' kedokteran gadungan itu. Tahun 1982 sebenarnya mereka sudah mulai mempercayai propaganda mereka yang, dan tidak dapat dibungkam oleh para anggota terkemuka gerakan ilmiah ini. Tiba-tiba saja mereka mengkambing-hitamkan unsur-unsur rahasia yang dimasukkan ke dalam rokok oleh perusahan-perusahaan tembakau. “Yah, mesti demikian!” mereka beramai-ramai menuntut dengan penuh rasa ingin tahu, sampai sekelompok ilmuwan menelepon dan mengemukakan bahwa unsur-unsur ‘rahasia' yang sama sudah dimasukkan ke dalam eksperiman tikus, dan karena itu, juga sudah terbukti tidak dapat menyebabkan kanker paru-paru.

Pemerintah dan komunitas kedokteran semua kelihatannya putus asa. Karena pendanaan anti-merokok sudah mulai dilakukan sejak awal 1960-an, puluhan ribu dokter medis telah lulus dari fakultas kedokteran tempat mereka diajari bahwa ‘merokok menyebabkan kanker paru-paru.' Sebaian besar mempercayai kebohongan itu, namun retak-retak mulai muncul pada cat ‘kebohongan' itu. Malahan, dokter-dokter yang lulus dengan IPK ‘C' tidak mampu membuat korelasi data, dan jika mereka bertanya, mereka diperintahkan agar tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bodoh. Bahwa ‘merokok menyebabkan kanker paru-paru' berubah menjadi sebuah dogma, yakni sebuah mekanisme kepercayaan agama yang pura-pura sebagai wadah kepercayaan taklid yang dijadikan pengganti bukti ilmiah.

Padahal, kepercayaan atas dasar taklid buta itu membutuhkan sebuah sistem penguatan yang positif. Dalam hal ini, sistem itu adalah agen-agen iklan dan media. Tiba-tiba, layer-layar televisi dibanjiri dengan citra tentang paru-paru perokok yang menghitam dan mengerikan, disertai mantera bahwa Anda akan brada dalam kesedihan yang mengerikan apabila Anda tidak berhenti sekarang. Itu semua tentu sampah yang menyedihkan. Di atas tempat tidur mayat, paru-paru seorang perokok dan bukan perokok kelihatan sama persis yaitu merah muda. Satu-satunya yang dapat dikatakan seorang ahli patologi bahwa Anda mungkin sudah menjadi seorang perokok jika dia menemukan lapisan nikotin yang tebal pada jari-jari Anda, sebungkus rokok Camels atau Malboro di dalam saku mantel Anda, atau salah seorang kerabat Anda secara tak bijak mengakui pada catatan bahwa Anda pernah merokok tembakau iblis.

Banyak orang bertanya mengapa tikus yang terkontaminasi asap rokok terlindungi dari partikel-partikel radio aktif yang mematikan, dan lebih banyak orang bertanya mengapa angka-angka nyata sekarang ini menunjukkan bahwa jauh lebih banyak bukan perokok mati karena kanker paru-paru daripada perokok. Profesor Sterling dari Universitas Simon Fraser di Kanada barangkali yang paling mendekati kebenaran. Dia menggunakan makalah-makalah hasil penelitian untuk menarik kesimpulan berdasakan pemikiran yang cermat bahwa merokok itu membentuk formasi lapisan lender tipis di dalam paru-paru, yang menjadi sebuah lapisan pelindung yang menghalangi partikel-partikel penyebab kanker agar tidak bisa memasuki jaringan paru-paru.

Mungkin ini merupakan sebuah penemuan ilmiah yang mendekati kebenaran yang dapat kita lakukan saat ini. Partikel-partikel radio aktif mematikan yang terhisap oleh seorang perokok akan terperangkap pada lapisan lender, dan kemudian dikeluarkan dari tubuh sebelum memasuki jaringan paru-paru.

Semua ini mungkin sedikit menekan bukan perokok, namun ada satu atau dua cara untuk meminimalkan risiko. Daripada menjauh dari perokok di pub atau club Anda, sebaiknya dekatilah sedapat mungkin, dan hisaplah asap bekas mereka yang mahal itu. Teruskan, jangan malu-malu, hisaplah dalam-dalam beberapa kali. Barangkali, Anda juga dapat merokok satu batang sigaret atau cerutu setiap kali sesudah makan, hanya tiga batang sehari untuk membentuk lapisan lender pada paru-paru Anda. Jika Anda tidak bisa atau tidak akan melakukan salah satu dari ketiga saran di atas, pertimbangkan untuk menelepon Michael Jackson untuk meminta sebuah masker cadangan!


Link sumber:
http://www.akhirzaman.info/index.php?option=com_content&view=article&id=1:rokok-bebas-kanker-paru-paru
http: www./joevialls.co.uk/transpositions/smoking.html 4/30/2004
http://www.kapanlagi.com/clubbing/showthread.php?t=16759

link terkait:
http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2007-07-05-Protein-Anti-Kanker-dari-Tembakau.shtml
http://forum.berani.co.id/default.aspx?g=posts&t=469

link terkait:
nyatanya, iklan rokok pada masa awal industri rokok banyak didukung oleh para dokter, dg slogan2 kesehatan: http://lane.stanford.edu/tobacco/index.html

1 comment:

ulumuddin said...

wah ... setuju .. soale aku juga pecandu rokok... makasih atas infonya ..