kisah-1

Bercerita adalah salah satu metode pembelajaran yang efektif. Ia bekerja di wilayah rasa. Belajar dengan hikmah akan membawa petualangan lain bagi pembelajar untuk menempuh alam kesadarannya masing-masing tanpa diganggu oleh yang namanya keterpaksaan. Wa akhirnya; “Maka, ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (QS. Al-A’rof 176)
Tanya : Lalu kenapa bercerita?
Jawab : Karena ada yang mau diceritai. Kalo tidak, tentu tidak usah bercerita.
Tanya : Tapi kenapa tetap bercerita meski tak ada yang meminta?
Jawab : Karena Tuhan maha mendengar semua cerita…
[dari http://sorogan.blogspot.com]


ada 35 surat dalam al-Qur'an yang berisi kisah-kisah. lebih khusus lagi, ada 1600 ayat. Mengapa? Kisah mencerminkan kebebasan manusia. kisah menelusur relung-relung jiwa, menghanyutkan rasa, dan menyirami ruh kegelisahan mereka. Bayangkan, kawan, jika al-Qur'an hanya berisi pedoman halal-haram saja! alangkah bosannya kita membacanya! dan begitu penatnya kita: takut ketika membaca adzab, dan thoma' ketika membaca nikmat.
kisah selalu mengajak manusia berpikir. dan merenungi. terbawa dalam alur-alurnya. terbuai dengan indah bahasanya. dan pada akhirnya, tersentak oleh kedalamannya. kisah tiada lain cermin. kaca benggala tempat semua umat menatap. dirinya sendiri. kisah selalu menawarkan introspeksi...
jadi, mengapa kita mesti berkisah? karena tuhan sendiri seorang pengkisah. tuhan itu novelis. cerpenis. atau minimal, penyair lah. dan manusia, sebagai citraan tuhan di dunia, selalu saja kepingin 'menjadi' tuhan--dalam skala dirinya sendiri.
jadi, mengapa mesti berkisah?
karena hidup ini sendiri kisah. tanpa kisah, hidup tak hidup. tanpa hidup, kisah tak berkisah. hidup lah novel yang membentang setiap waktu. novel, adalah hidup yang dicakup lembaran buku.
jadi, mengapa mesti bekisah?
karena tuhan selalu menjadi kisah. kadang menyata--adz-dzahir--kadang memfana--al-bathin.

No comments: