malam itu aku lagi ngopi khotok. hujan rerintik. dingin menelisik. namun Pujo (bukan nama sebenarnya) tidak pernah merasakan itu. Ia tidak tertarik untuk ngopi, meski kami sama-sama berada di jalan pramuka. Pujo, usianya baru belasan tahun, dihantam tubi-tubi pukulan. Bapaknya sendiri. Mengapa?
Rupanya Pujo terkena sindrom game-center. Ia belum pulang sejak jam dua, ketika bel di sekolahnya berdentang tiga kali. Ia memasukkan seragam pramukanya ke dalam tas, lalu berjam-jam melawan seseorang entah siapa di alam maya. berkompetisi dengan para pecandu game lainnya. lawannya, mungkin bisa anak di Papua, mungkin di malaysia, amerika, atau bahkan di Arab saudi sana. lawannya mungkin anak-anak seusianya, mungkin pula bapak-bapak yang sedang stress dicerai istrinya.
Pujo, adalah korban jaman. Bapaknya sendiri, yang datang dan kemudian memukulinya di tengah jalan, telah menerima wangsit itu jauh-jauh hari sebelum pujo sekolah.
Dulu, dulu sekali, di tepi gunung anggat-inggit, bapaknya menerima wangsit: "Korbankan anakmu! persembahkan kepada tuhan!"
tapi bapak pujo tidak pernah tahu siapakah tuhan. tuhan, menurutnya adalah siapa saja yang membuatnya senang. mungkin uang, kekayaan, atau sekedar lawakan di televisi. itulah tuhan. dan bapak pujo mengasah pisau. membawa pujo ke gunung anggat-inggit, mengorbankan anaknya kepada peradaban. kepada globalisasi. kepada arus jaman yang membadai menggelombang.
siapakah yang salah jika kemudian bapak pujo menemui anaknya, pujo, sedang bermesraan dengan tuhan? dengan globalisasi itu sendiri? dengan budaya nge-game yang tiada mungkin dihindari?
bapak pujo telah memukuli pujo di jalan pramuka. seragam pramuka di tas pujo, basah. siapa yang salah? jika bapak pujo memukul, bukankah sebenarnya ia memukul dirinya sendiri? bukankah pujo hasil didikannya selama ini? mengapa ketika hasil didikannya jelek, ia harus memukul obyek didiknya? bukan mengkritisi cara dia mendidik?
di jalan pramuka, kopiku mengental. hitam. segelap kehidupan yang semakin menjelaga. di mana-mana...
No comments:
Post a Comment