Novel Harian XXX: Gila

Monday, July 28, 2008
28-Jul-08

Tiba-tiba aku punya ide. Ide gila. Gila? tapi nggak juga. Sebab, gila dan nggak gila kan bukan hal yang kadang dapat dibedakan dengan nyata?


Begini, saudaraku, aku punya ide bikin novel harian. Judul belum ada. Cerita juga belum ada. Tapi keinginan sudah ada. Aku pengin ngisi blogku dengan novel ini. Putus-putus. Mungkin ceritanya juga mbloncat-meloncat. Tapi tak mengapa. Biarkan dia, tokoh-tokohnya menemukan ceritanya sendiri.

Tapi untuk faktor keamanan, biarlah aku pertama menulisnya di Catatan Harian Novel sendiri. Setelah di tulis di cathar, barulah dikopi ke blog. Ya nggak??


OK, para hadiriin… dengarkanlah, dengan bacaan basmallah bersama, marilah kita buka dan kita resmikan novel harian di blog ini…
Satu, dua, tiga…. “Bismillah!!!!”

(Dan seluruh alam, seluruh jagad, seluruh dunia, mengucapkan kata yang sama. Sejak itu, mereka, segeap manusia dari segenap alam, dari sepenjuru jagad, dari sepelosok dunia, dari pucuk-pucukufuk, senantiasa menunggu cerita di blog-ku… ya, mereka menunggu. Dan aku tak ingin mengecewakan mereka…. Inilah novelku… novel blog tepatnya…)

Jul. 28, 08
11:36
Pertama, siapakah yang akan menjadi tokohnya? Inilah permasalahan pertama. Tapi, karena aku tidak ingin pusing-pusing, biarlah aku menjadi tokoh utamanya. Bukannya narsis, tapi emang demi keamanan saja. Kalau temanku kucomot menjadi tokoh utama kan nggak lucu. Nanti dia marah-marah, bisa berabe…

Kedua, bagaimana alur ceritanya? Ohoy! Ini bukan masalah bung… biarlah mereka menemukan ceritanya sendiri. Toh, misalnya alur cerita kubeberkan di sini, buat apa aku tulis lagi nanti menjadi novel? Kalau alur cerita sudah kusebutkan di depan ini, siapa yang akan masih dengan setia menyimpan rasa penasaran mereka? Hohoy! Jangan tergesa membuka misteri… alur cerita itu, biarlah ditangkap bersama waktu, sekejap, sekejap…

Tiba-tiba, ada temanku bertanya; ini novel remaja atau novel orang tua? Maksudnya, ini novel gaul atau novel dewasa? Maksudnya, ini novel ada buka-buka baju dan adegan ranjang, atau cuman adegan pacaran? Maksudnya, ini novel mau vulgar, atau sopan, atau sedikit sopan tapi munafik?

Aku tidak bisa menjawabnya. Tergantung nanti, kau sebut apa novelku ini. Apa novel dewasa atau remaja, atau bahkan kanak-kanak….

Temanku bertanya lagi, “Aku hanya ingin tahu, apakah ada making love dalam novelmu, seperti novel-novel terbaru selama ini?”

Aku tersenyum. Tentu saja ada. Making Love atau bercinta, atau bersetubuh, atau bersenggama, tiada lain adalah hasrat hidup umat manusia, sebagaimana makan, minum, tidur, mandi, dlll. Tentu saja tokoh-tokohku juga nanti melakukan itu. Tentu saja, sebab mereka juga ingin abadi. Mereka harus menciptakan keturunan untuk melanjutkan cita-cita mereka.. hanya saja, nggak fair rasanya jika aku memotret peristiwa ‘making love’ dari tokoh-tokohku… bukannya apa-apa. Sebagai sutradara atas tokoh-tokohku, tentu Aku emang liat ketika tokohku melakukan itu. Tapi biarlah itu kunikmati sendiri.. biarlah aku sendiri yang tersiksa karena syahwat yang tiba-tiba bergolak ketika tokoh-tokohku melakukan senggama di kamar mereka—sedangkan aku melihatnya…. Nggak fair, jika kegiatan tabu itu kubeberkan ke pembaca. Sebab, berarti aku menularkan gelegak syahwatku itu kepada pembaca. Artinya, aku menularkan penyakit kepada pembaca. Artinya, aku… pengecut: sebab aku tidak bisa memendam rasa dan nafsuku, lalu melemparkannya kepada pembaca.
So, jangan harap ada ML… (Entah nanti, jika aku mabuk….)

Kawanku tersenyum. Lalu pergi…

No comments: